Gear Tetap Fixed gear (Gir tetap) adalah nama yang cukup harafiah, bukan julukan, nama keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak bergerak/ paten, dan Gear = gigi/gir. Secara sederhana, yang menggerakkan sebuah sepeda (ataupun kendaraan lain) adalah bagian yang disebut sistem penggerak (drivetrain). Sistem penggerak sendiri sebenarnya adalah gabungan berbagai komponen yang saling terhubung, yang terdiri dari pedal, lengan engkol (crankarm), gir depan (chainring), gir belakang (crog), dan tentunya rantai (chain). Gabungan komponen di bagian pedal dikenal sebagai “Crankset“, yaitu pedal, lengan engkol, dan gir depan. Lalu rantai akan melingkari gir depan dan menghubungkannya dengan gir belakang yang terhubung dengan roda belakang. Ketika pedal diinjak, lengan engkol akan mengikutinya, memutar gir depan yang menempel, yang kemudian menarik rantai yang juga otomatis menarik gir belakang untuk berputar, dan karena ia menempel pada roda belakang, berputarlah roda itu dan meluncurlah kita. Mekanisme sederhana yang kurang lebih tidak pernah berubah sejak diciptakannya sistem ini. Kesederhanaan sistem ini membawa sebuah kendala. Keterikatan semua komponen sistem penggerak ini adalah yang membuat logika “memutar pedal maka roda belakang pun berputar” dapat berjalan. Dengan logika yang sama, artinya selama roda belakang berputar, pedal pun akan berputar.
Karena semua komponen Drivetrain ini terikat mati satu sama lain, tanpa ada pergerakan bebas. Gir belakang yang hanya berputar mengikuti putaran rantai atau roda dikenal sebagai “Gir Tetap”. Pedal diputar ke depan, roda belakang berputar ke depan. Pedal diputar ke belakang, roda berputar ke belakang. Dan demikian juga sebaliknya.
Karena relasi antar kaki, engkol, rantai, dan roda belakang yang menjadi “satu kesatuan” ini, maka untuk mengatur laju kecepatan perputaran roda pun dapat dikendalikan oleh otot kaki kita sendiri. Bahkan untuk menghentikan sepeda secara total pun dapat dilakukan dengan sepeda ber gir tetap tanpa menggunakan bantuan rem pada umumnya. Jadi penggunaan rem pada sepeda ber gir tetap menjadi sebuah pilihan, apakah pengendara ingin lebih aman dengan memasang rem atau cukup percaya diri dengan kemampuannya menghentikan sepeda dengan kekuatan kakiu semata. Mekanisme ini berbeda dengan rem “Torpedo”, yang akan dijelaskan setelah ini.
Sekitar 20 Tahun setelah diciptakan sistem ber gir tetap ini, muncullah sebuah teknologi baru yang dikenal sebagai “Roda Bebas ” (Freewheel).
Roda Bebas ( Freewheel)
Mekanisme Freewheel
Sistem roda bebas ini sendiri adalah sistem gir belakang yang memberikan kebebasan roda belakang berputar secara bebas dari pedal. Jadi ketika pedal diputar, rantai dan roda belakang akan mengikuti seperti biasa, namun ketika kaki berhenti memutar pedal, rantai ikut berhenti bergerak, gir belakang pun berhenti memutar, tetapi roda belakang tetap dapat berputar sesuai momentum. Dapat dibilang sistem penggerak beroda bebas ini hanya terkunci searah saja.
Karena roda belakang kini tidak terkunci mati dengan perputaran pedal, pengguna sepeda dapat lebih nyaman bersepeda, dengan menggunakan teknik “Coasting“, yaitu melaju terus menerus memutar pedal. Roda bebas inilah yang lebih sering kita jumpai di sepeda-sepeda modern dan segala bentuknya, dari sepeda anak-anak hingga sepeda di kompetisi ternama Tour de France.
Sistem rem “Torpedo, Yaitu sepeda yang remnya menggunakan metode injak pedal ke arah belakang. Rem torpedo sendiri dipasang pada sepeda berbasis roda bebas, dan menjadi bagian internal dari hub roda belakang. Sepeda torpedo dapat di identifikasi dari sebuah tuas kecil yang keluar dari hub belakang dan “diikat” pada rangka sepeda. Sekilas sepeda torpeda dapat terlihat seperti sebuah sepeda ber gir tetap tanpa rem, namun karena sistem penggeraknya berbasis roda bebas, ia tidak akan dikategorikan kedalam sepeda ber gir tetap.
Baca Juga :
Dampak Regulasi Car Free day pada Penggunaan Sepeda
Inspirasi Lahirnya Sepeda di Indonesia
7 Teknik Dasar Menggunakan Sepeda BMX Untuk Freestyle