Mungkin banyak yang tidak mengetahui jika Indonesia punya peran tidak langsung dalam lahirnya sepeda. Agak unik memang, tapi sejarah tidak dapat dipungkiri bahwa lahirnya sepeda pertama kali justru dipicu oleh kejadian yang bermuasal di Indonesia. Alkisah, Letusan dahsyat Gunung Tambora pada Tahun 1815 menyebabkan timbulnya dampak yang sangat luas di seluruh dunia.
Tahun itu dikenal sebagai “The Year Without Summer” lantaran matahari tertutup debu Vulkanis yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara drastis. Di wilayah 4 Musim, terjadi musim dingin dalam jangka waktu lama yang berimbas pada berubahnya siklus kehidupan.
Muncul berbagai bencana, salah satunya muncul kematian massal pada kuda. Sebagaimana diketahui, kuda merupakan salah satu sumber penggerak transportasi pada saat itu. Kondisi yang buruk membuat banyak kuda yang mati atau tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Terkait dengan itu, pada Tahun 1817, Baron Karl Von Drais, seorang pelayan publik di Baden, Jerman, menemukan Laufmaschine (Mesin yang dapat berlari) yang populer disebut dengan Draisine. Desain Draisine terbilang sederhana, yaitu 2 (Dua) roda yang dihubungkan dengan kayu di bagian atasnya. Untuk menjalankannya, penumpang harus melangkah dan ketika meluncur, kakinya diangkat. Mirip seperti Push Bike saat ini.
Karl Von Drais kemudian mempatenkan desainnya tersebut pada Tahun 1818. Karyanya kemudian dikenal sebagai kendaraan roda yang cukup sukses sebagai alternatif pengganti transportasi yang menggunakan tenaga kuda. Selanjutnya Karl Von Drais lebih populer disebut Velocipede atau Dandy Horse.
Pada 12 Juni 1817, seorang penulis bernama Hans-Erhard Lessing melakukan perjalanan dengan sepeda tersebut di Manheim sejauh 13 Km dalam waktu kurang dari 1 (Satu) jam. Berita perjalannya beredar luas. Orang-orangpun mulai melirik benda ajaib itu, bahkan kemudian hari muncul ribuan desain baru sebagai pengembangan dari sepeda yang sudah dibuat.
Memasuki era Tahun 1820-an, desain sepeda mulai berubah dengan munculnya sepeda roda 3 (Tiga) dan 4 (Empat). Meski masih menggunakan bahan kayu namun sepeda ini populer di masyarakat Inggris dan Prancis. Sepeda roda 3 (Tiga) dan 4 (Empat) tersebut lebih ramah terhadap penumpangnya karena tidak membutuhkan banyak keseimbangan dalam menjalankannya. Penggunaan pedal sudah mulai diaplikasikan pada roda depan sebagai medium penggerak.
Tapi karena masih menggunakan bahan baku kayu, maka model ini sangat menguras tenaga saat menggerakkannya, juga memiliki Rolling Distance yang sangat kecil lantaran masih menggunakan ban kayu. tak disangka permintaan model ini cukup banyak terutama dari orang-orang ningrat dan kaya raya. Williard Sawyer di Dover, Inggris menjadi seorang yang sukses mendirikan manufaktur sepeda model ini dan mengekspornya ke berbagai negara di Tahun 1850.
Sebelumnya, pada Tahun 1839 seorang Skotlandia bernama Kirk Patrick Macmillan mendesain sepeda dengan menggunakan batang penghubung ke jari-jari roda belakang. Konsepnya persis batang penggerak di mesin Lokomotif uanp, dimana roda belakang dihubungkan dengan pedal yang digunakan sebagai penggerak. Sayangnya rancangan ini gagal total lantaran dinilai tidak aman bagi pengendara sepeda dan terlalu berat untuk digerakkan. Meski begitu, ide MacMillan ini menstimulus lahirnya penggunaan rantai sepeda di kemudian hari.
Di Tahun 1860, desain sepeda kembali berkembang dengan hadirnya sepeda yang memiliki pedal pada sumbu roda. Di era ini perkembangan rancang desain sepeda cukup luas, yang berujung pada banyaknya klaim soal paten. Tapi, lepas dari urusan paten, era Tahun 1860-an merupakan masa dimana sepeda mulai menemukan bentuknya yang ideal, seperti penggunaan pedal dan penggunaan bahan metal untuk menggantikan kayu.
Selama 1 (Satu) dawarsa, sepeda menjadi tren yang menyihir Eropa, khususnya Inggris dan Prancis. Tahun 1865, 2 (Dua) bersaudara yaitu Aime Oliver dan Rene Oliver melakukan perjalanan Touring sepeda dari Paris ke Avignon (berjarak sekitar 577 Km) selama 8 Hari. Kisah perjalanan ini sontak membuat sepeda menjadi digemari.
Alhasil, keduanya bersama sang teman, Georges de la Bouglise sepakat mendirikan perusahaan sepeda. Ketiganya berpartner dengan Pierre Michaux, seorang pengusaha di Prancis. Perusahaan bernama Michaux and Company itu kemudian memproduksi massal sepedanya. Perusahaan tersebut yang memperkenalkan Frame berbahan metal untuk menggantikan kayu. Namun perang Franco-Prussia menghancurkan bisnis tersebut.
Sepeda Rancangan Kirkpatrick MacMillan
Imbas dari perang tersebut dialami oleh Pierre Lallement yang juga seorang perancang sepeda dan terpaksa Move on dari Paris ke Connecticut, Amerika Serikat. Di negara tersebut, Lallement kemudian membangun industri sepeda yang ternyata disukai. Meski begitu usianya hanya seumur jagung lantaran industri sepeda di Amerika Serikat juga tumbang. Salah satu alasannya karena permukaan jalan di Amerika Serikat banyak yang rusak dan lebih buruk dari jalanan yang ada di Eropa. Istilah “Bone Shaker” di Amerika Serikat lebih populer ketimbang Velocipede.
Tahun 1870 menjadi tahun fenomenal bagi pecinta sepeda, pasalnya pada tahun tersebut sepeda bernama Penny Farthing Booming di Inggris dan Eropa. Ini merupakan sepeda yang dirancang dengan menggunakan bahan metal. Bentuknya juga unik dengan roda depan lebih besar dari roda belakang. Penggunaan bahan metal juga sudah terlihat dominan. Pemakaian Ball Bearing di roda juga sudah diaplikasikan, termasuk Solid Tire dan Steel Frame yang menjadi standard. Penny Farthing sendiri di ilhami dari mata uang logam Inggris.
Sepeda Penny Farthing
Selanjutnya era Tahun 1880-1890menjadi momentum sepeda sebagai sebuah industri baru yang menjanjikan. Muncullah sepeda yang di klaim lebih aman dari model sebelumnya. Penggunaan besi sebagai Frame sudah menjadi tren, termasuk juga penggunaan rantai sepeda untuk menggerakkan sepeda.
Inovasi berlangsung terus, pada Tahun 1888, John Dunlop memperkenalkan ban sepeda rancangannya yang membuat sepeda terasa lebih lembut saat melintasi jalan berbatu. juga lebih fleksibel saat melintasi berbagai karakter jalan. Tenaga yang dikeluarkan untuk menggowes juga lebih efisien.
Memasuki Abad ke-20, industri sepeda berkembang pesat. Sepeda terlihat semakin keren dengan desain yang beragam. Selanjutnya dapat ditebak, desain sepeda terus bertransformasi lebih canggih seperti penggunaan Wheel Set yang beragam, Crankshaft, suspensi, rem cakram bahkan Wireless Shifter seperti yang dapat kita jumpai saat ini.
Sepeda Roadster Jaman Dahulu
Baca Juga :
7 Teknik Dasar Menggunakan Sepeda BMX untuk Free Style
Dampak Regulasi Car Free Day pada Penggunaan Sepeda